Postingan

Kita

Kita hanya pernah bersama Tapi tak pernah sama Aku yg terlalu memaksa Agar aku tetap percaya Bahwa, kau memang cinta Bukan terbiasa bersama Aku yg sering berpura-pura Hanya karna ingin bersama Hingga akhirnya, aku lupa Kita hanya sebatas berdua Yang selalu berbeda Kita hanya berjalan bersama Tapi tak pernah satu asa Kita yang berpegang tangan Sampai dipersimpangan jalan Hingga akhirnya, kau memutuskan Kita tidak lagi sejalan Kita pernah bermimpi bersama Hingga akhirnya, kau mulai berbeda Kamu bukan lagi dirimu yg dulu Dan aku bukan lagi inginmu Kisah singkat ini adalah kita Meski waktu telah meniadakannya Hingga seolah tak pernah ada Kini, kita adalah fatamorgana

Aku adalah sepi

Aku adalah sepi Aku datang di kala kamu sendiri Duduk disampingmu untuk menemani Aku berbicara padamu lewat sunyi Tentang rindu yang kau pendam dihati Aku akan menghilang Ketika yang kau tunggu telah datang Tapi, aku tidak benar-benar pergi Aku akan tetap mengawasi Menjadi bayang yang tidak, Kau ingini.

Rindu

Biarkan rindu ini aku batasi Tidak lagi aku akan menghampiri Biar saja rindu menjadi rahasia Antara aku dan semesta Biar saja rindu hanya menjadi rasa Sebatas nama yang aku sebut dalam doa Untukmu, yang pernah ada Lalu, menghilang dengan perlahan Pernah kah kamu merasakan rindu? Aku harap kamu pernah merasakan itu Meski sementara seperti senja Atau hanya satu malam saja Setidaknya, aku pernah ada Dalam ingatanmu yang kini Semakin tidak ada ruang Untukmu, yang sudah jauh pergi; Pertemuan kita tanpa direncakan Kita saling mencintai tanpa alasan Lalu, tanpa sadar perpisahan datang Kau meninggalkan aku dengan sejuta alasan Apa yang sebenarnya kau rencanakan? Tidak bisa kah kau hanya pergi Tanpa meninggalkan pertanyaan?

Aku

Aku ini pelupa, tapi tidak dengan cinta Aku ini berbeda, tidak seperti mereka Yang bisa dengan mudah mengganti cinta Sering kali, aku lupa untuk sarapan Bahkan, aku lupa apa yang pagi tadi aku makan Anehnya, melupakanmu adalah hal tersulit bagiku Bahkan, pertemuan pertamaku denganmu Masih tergambar jelas dalam ingatan Wajah canggung kita kala berpapasan Lalu tersenyum dan menoleh kebelakang Bahkan, hangat kecupmu masih terasa dikeningku Begitu juga aroma bekas pelukmu Yang masih melekat ditubuhku Genggam tanganmu yang sesekali Begitu terasa meski hanya dalam mimpi Aku yang kau tinggalkan dengan sepi Sesekali bertanya kepada sunyi Aku yang tidak mudah melupakan? Atau kau yang terlalu dalam Menanam benih dalam ingatan? Ada yang bilang, bahwa; Manusia memang anomali. Berusaha keras melupakan apa yang teringat Sekaligus mengingat apa yang terus terlupa. Atau hanya aku yang seperti itu?

Dusta

Aku bahagia melihatmu Bahagia bersama orang lain, Aku berbohong. Bodoh saja jika kamu percaya Apa kamu lupa? Luka yang kamu buat cukup sempurna. Bagaimana bisa aku bahagia? Jika bayangmu saja masih mengantar luka. Mungkin nanti, Saat aku tak lagi mengenangmu Saat luka darimu tak lagi mengganggu malamku Saat bayangmu tertutup gelap malamku Saat fotomu tak lagi melintasi mataku Aku akan mengucapkan kalimat itu: Aku bahagia melihatmu Bahagia bersama orang lain, . . . . . . . Karena, aku tidak lagi bisa melihatmu Sebaliknya pun begitu.

Tanpa dirimu

Tanpa dirimu Aku tetap baik-baik saja Aku masih berjalan seperti biasa Hanya saja, kali ini aku berjalan lebih lamban Perlahan tapi aku tetap berjalan Tanpa dirimu Ada rasa yang tak biasa Rasa yang tidak pernah kukenal sebelumnya Rasa yang tidak bisa aku jelaskan Bahkan pena, tidak bisa menuliskan Tidak juga bisa menggambarkan Aku yang kurang berusaha? Mungkin benar. Aku hanya ingin benar-benar menikmati sendiri rasanya Sampai aku lupa bagaimana cara menceritakan sebuah rasa Tanpa dirimu Aku akan terus berjalan seperti biasanya Dengan sedikit berlari agar tidak tertinggal jauh dari mimpi Percayalah, kali aku tidak akan lagi berhenti Meski untuk menunggumu Lagi pula untuk apa aku menunggumu? Menunggu kamu yang tak bisa menghargai waktu. Suatu hari nanti, Kamu akan belajar untuk menghargai waktu Saat kamu sadar bahwa dunia akan tetap berjalan Ada atau tidak ada kamu didalamnya

Kala sepi

Kala sepi Ada luka yang diam-diam aku nikmati Seperti kopi yang aku sruput di tiap pagi Pahit memang, tapi aku menikmati Kala sepi Ada kamu yang diam-diam terkenang Manis, seperti kopi yang aku suguhkan untukmu Lebih banyak gula, berharap manis menutupi pahitnya Tapi, tetap saja ada pahit yang tersisah Kala sepi Ada rindu yang tiba-tiba datang Seperti bayang tak mudah hilang Dan lagi, kini tak mudah untukku membayar rindu Biarlah kali ini aku titipkan rindu pada tulisanku Semoga itu cukup untukku Kala sepi Sesekali aku ingin menemuimu, dalam mimpi Lalu, membisikin sesuatu agar tau Aku menulis ini bukan untuk mencuri perhatianmu Bukan juga untuk mendramatisir keadaanku Aku menulis ini hanya karena rindu tidak pernah juga kah kamu merasakan itu?